Tutur Sang Mentari #11

July 04, 2014
Awan Rimbawan

Mentari: Hallo Awan, apa kabar?

Awan: Hai Mentari, indah sekali kamu pagi ini. Bulat oranye sempurna di menyegarkan 🙂

Mentari: Iya nih pagi ini aku bisa muncul dengan bulat sempurna. Kamu udah dari kapan di loteng?

Awan: Hari ini agak telat 20menit. Aku mulai berdiri di sini dari 5.20.

Mentari: Hoo bagus…bagus… kamu ga tidur lagi setelah sahur? Ga ngantuk gitu?

Awan: Tadi sempet ngantuk sih, cuman ada hal yang lebih menarik dari tidur… nungguin kamu dan lalu ngobrol sama kamu hehe..

Mentari: Oh gitu ya… siplah kalau gitu… jadi mau ngobrolin apa kita pagi ini?

Awan: Aku mau nanya… menurutmu, kenapa sih kita tidak diberi hidup selama-lama nya? kenapa kita tidak dikasih kekal sama Tuhan?

Mentari: Hmm… kalau menurutku… tujuan dari hidup itu bukan untuk mendapatkan/mempunyai, tetapi untuk melepaskan…

Awan: Maksudnya gimana? Bukannya dalam kehidupan kita sehari-hari kita punya tujuan untuk mendapatkan sesuatu? Misal kerja biar dapat duit, duitnya biar bisa punya rumah. Atau menikah biar punya anak. dll…

Mentari: Iya betul, dan rumah itu tidak abadi, anak juga tidak abadi, uang juga tidak abadi. Apa yang kamu dapatkan/miliki, nanti pada akhirnya akan hilang…akan kamu lepaskan.

Tuhan memang misterius, tetapi menurutku ini adalah skenario yang indah. Kamu harus mendapatkan sesuatu sehingga akhirnya kamu mengerti artinya melepaskan. Dalam perjalanan hidupmu, sedikit demi sedikit apa yang kamu miliki akan hilang. Apa yang kamu dapatkan akan lepas. Disitulah kamu belajar tentang keikhlasan. Jika kamu tidak merelakannya, maka kamu berarti terikat dengan apa yang kamu miliki. Hidupmu akan menderita. Batinmu akan dipenuhi dengan kesedihan. Dan kemudian… pelepasan yang paling akhir adalah… nyawa. Pada saat itu kamu akan melepaskan tubuhmu, hartamu, pasanganmu, anakmu, kamu akan melepaskan diri dari dunia ini…

Awan: Hmm… kalau begitu apakah lebih baik orang yang tidak memiliki/tidak mempunyai sehingga dia tidak punya keterikatan untuk memiliki?

Mentari: Memang ada orang-orang yang bisa mengerti konsep melepaskan walaupun mereka tidak memiliki. Ini biasanya orang-orang yang tidak terbelenggu oleh keinginannya. Kalau kita punya anak, maka kita akan terikat dengan anak tersebut. Hal ini dikarenakan konsep “punya” yang tertanam di dalam pikiran. Beda kalau anak itu dianggap bukan milik kita, tetapi hanya titipan. Akan lebih ringan menjalaninya. Kita tidak akan merasa bangga dan menghina orang2 yang “tidak punya” anak. Kita tidak akan merasa bahwa kita lebih bahagia daripada yang tidak punya. Karena toh itu cuman titipan, ada untuk nantinya dilepaskan.

Orang yang tidak punya sesuatu, sebenarnya tidak punya beban yang melekat pada apa yang dipunyainya.

Awan: Wah menarik dan mencerahkan sekali ngobrol sama kamu Mentari… sayangnya sekarang sudah jam setengah tujuh… aku harus berangkat kerja.

Mentari: Tidak apa2 Awan, kita bisa ketemu lagi sore nanti sebelum aku turun ke peraduan.

Awan: Terima Kasih mentari, sampai nanti sore! 😀

 

No comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *