Orang-orang Ulet dari Misi Bermain, Jabal Publishing, Rumah Azura, Zyva Craft dan Royal Dubai
Namanya Brata Manggala.
Sejak lulus kuliah lama berkecimpung di bidang NGO (Non Governmental Organization) hingga pernah membawanya sampai ke tanah Papua.
Keuletannya dalam berusaha patut diacungi jempol.
Walaupun pendapatan dari gaji di NGO sudah mencukupi, namun terus mencari peluang untuk bisa berusaha.
Pernah berusaha buka usaha es krim.
Sempat ramai, namun karena trend nya bergeser lalu sepi dan tutup meninggalkan hutang.
Tidak kapok sampai di situ, dia membereskan hutang-hutang yang ada.
Dan kemudian mencoba bangkit usaha lagi.
Kali ini dia mencoba untuk usaha di bidang pendidikan anak dengan bendera Misi Bermain.
Sungguh menarik untuk menyimak bagaimana perjuangan lelaki muda ini.
Untuk bisa dekat dengan anak istri.
“Karena tanggung jawab terbesar pendidikan anak sesungguhnya ada pada orang tuanya” – ujarnya lugas.
Foto di atas ini menampilkan sosok-sosok ulet lainnya.
Ada istri dan anak saya paling kiri, Pak Hendra, Teh Acit dan Teh Fuzi.
Istri saya adalah orang yg ulet karena ditengah2 prioritas mengurus anak (not an easy task) masih mau berusaha untuk berjualan baju anak.
Kemudian ada Pak Hendra yang merupakan pengusaha sukses di bidang percetakan, tour travel dan beberapa usaha lainnya. Di kesempatan waktu itu beliau mensharingkan bagaimana membangun usaha dengan baik. Prinsip yang selalu dipegangnya adalah: cari di mana bisa jual dengan harga tinggi(sukur2 bisa kontan), dan cari di mana bisa beli dengan harga murah (sukur2 pembayaran bisa mundur dulu). Dari beliau saya juga belajar bahwa usaha dan kegiatan sosial bisa berjalan beriringan karena beliau juga punya yayasan sosial dan mengelola panti asuhan di Cililin.
Menarik juga mendengar cerita dari Teh Acit.
Bagaimana beliau bisa memberikan dana yang tidak sedikit kepada orang lain untuk investasi usaha, kemudian kehilangan semua dana itu.
Dari titik itu dia tidak menyerah, untuk mengembalikan dana tersebut(yang sebagian ada dana orang lain yang) beliau mencoba berjualan dengan membuka lapak di gasibu.
Setelah sekian lama membuka lapak dengan segala suka dukanya, kemudian ber-angan2 punya kios di Baltos.
Walaupun harga kios dirasa sangat mahal, tetapi tidak menyerah untuk terus mencari cara.
Akhirnya setelah berbagai cara dicoba, suatu waktu ketemulah jalan memiliki kios dengan harga jauh dibawah pasaran.
Bahkan karena melihat keinginan usaha yang besar pemilik sebelumnya memperbolehkan untuk mencicil dan sekaligus menempati terlebih dahulu walaupun cicilannya belum lunas.
Alhamdulillah saat ini usaha Teh Acit sudah punya 1 kios pribadi utk toko offline, 1 kios utk gudang kecil yg sewa dibaltos, dan 1 gudang besar di Cigadung.
Kerennya lagi Teh Acit dan suaminya saat ini masih menjadi orang kantoran.
Bagaimana bisa jadi kerja kantoran namun usahanya juga berkembang?
Menurut cerita beliau, saya lihat kuncinya ada di delegasi terhadap orang kepercayaan dan bersedia untuk mengorbankan waktu istirahat.
Ketika masa2 merintis jualan di Gasibu suaminya juga rela untuk ngepak2 barang sampai jam 12malam.
Teh Acitnya pulang kerja juga masih harus beresin pembukuan sampai dini hari.
Besoknya pagi2 jam 3 harus bangun nyiap2in segala sesuatu keperluan usaha dan kerja.
Hal-hal seperti itu sudah menjadi santapan biasa apalagi ketika baru punya kios di baltos dan belum ada karyawan.
Selain itu Teh Acit juga berpartner dengan sepupunya (Teh Illa) untuk sama-sama membangun bisnis ini.
Teh Acit fokus buat produksi dan pengadaan barang, Teh Illa fokus buat marketing.
Berkat kerja keras dan keuletan mereka, bisnis baju tidur Rumah Azura saat ini berhasil menangguk omset ratusan juta tiap bulannya.
Kemudian yang paling kanan dari foto di atas adalah Teh Fuzi.
Usahanya di bidang dekorasi rumah.
Waktu melihat Fanspage Zyva Craft di facebook, produknya lucu2 dan keren sekali.
Tidak sangka kreatifitas yang biasanya muncul dari orang jurusan seni ternyata bisa juga muncul dari seorang lulusan teknik industri.
Walaupun suaminya sudah bekerja kantoran dan bisa mencukupi, namun beliau tidak mau berpangku tangan.
Waktunya diisi dengan kegiatan yang produktif, mengurusi usaha yang omsetnya cukup fantastis untuk ukuran ibu rumah tangga.
Ini adalah foto ketika Pak Hendra, Teh Acit dan Teh Fuzi menjadi narasumber di acara Entrepreneurship Radio Talk Sindo Jaya Bandung
Profil selanjutnya adalah Teh Novy dengan produknya yang yummy
Pengusaha kuliner ini sebelumnya sudah belasan tahun bekerja semenjak dia masih SMK.
Meniti karir dari staff sampai akhirnya ke level manajer HRD.
Namun kemudian lebih memilih untuk membuka usaha agar bisa lebih dekat dengan anak.
Beruntung karena pasangan hidup yang dikenalnya dalam waktu singkat, ternyata suka masak.
Suami Teh Novi, Kang Fajar mencoba berbagai resep dan akhirnya muncullah produk pertamanya yaitu Pisang Crispy Royal Dubai.
Yang lebih menarik lagi, Kang Fajar ini selain suka ngulik masak-memasak adalah seorang passionate teacher.
Beliau dengan senyum ramah memperkenalkan diri sebagai seorang Teacherpreneur.
Teaching sebagai penyaluran passion dan juga entrepreneur sebagai jalan untuk penghidupan yg lebih baik.
Perjalanan kedua pasangan ini berbisnis tidak selalu mulus.
Pernah berjualan gerobak di daerah Dipati Ukur dan berurusan dengan preman.
Sampai diusir2 pedagang martabak kaki lima.
Namun begitu buah keuletan dan kegigihan mereka kini mulai terlihat.
Dari channel mobile(available di Go-Food), online dan offline per bulannya bisa mendapatkan omset yang bisa membuat hati tersenyum 🙂
Saat ini kedua pasangan muda ini terus bahu membahu untuk membangun bisnis kulinernya, selain tentu saja memprioritaskan untuk mengasuh dan mendidik anak lelaki bermata indah Dek Raffa.
Mereka adalah orang-orang ulet yang saya temui. Penuh kerja keras dan perjuangan. Terima kasih Allah, telah mempertemukan saya dengan mereka. Perjalanan hidup mereka mewarnai hidup saya dan
1 Comment. Leave new
orang-orang inspiratif yang bergabung di komunitas pengusaha inspirasi, thanks TDA 🙂