Cerita Tahajud: Work Together

May 25, 2017
Awan Rimbawan

Assalamualaikum para Penikmat Tahajud… siapa yang bangun malam ini?

Udah day ke berapa hari ini? Aku, setelah missed di day #11 kemarin…sekarang mulai lagi dan ada di milestone day #3

By the way, aku agak takjub dengan betapa cepatnya aku bisa kembali memulai.

Sebelumnya… kalau sudah sekali aja klewat, maka buat kembali bangun malam itu bakal butuh waktu yang lama.

Bahkan seringkali, kalau sudah bisa konsisten trus missed sekali aja… nah itu bukan hanya susah balik lagi, tp grafiknya cenderung menurun…

Klewat ga bangun malam, trus klewat ga bangun subuh…trus bangun kesiangan… gitu… terus cycle nya…

Tp untuk case yg kemarin, aku missed 1 kali…

Trus malam berikutnya missed lagi…

Dan setelah 2 hari vakum, hari ketiga nya bisa mulai lagi… kemudian berlanjut 3 hari sampai dengan malam ini.

Padahal malam ini adalah malam yang termasuk berat untuk bangun buat ukuran seorang Awan.

Kenapa?

Karena kemarin, aku sedang mengikuti program Inkubasi Bisnis Teknologi nya Kemenristek Dikti.

Sejak hari Senin, kami di “karantina” di Hotel Kartika Chandra untuk menjalani program training yg padat dari jam 8.00 s.d 21.00. Keinginan untuk mencicipi kolam renang/tempat fitness nya sampai sekarang blom bisa terlaksana. Hanya jadi cerita lama klo kata Kang Jaka.

Belum lagi setelah selesai training, masih ditambah tugas2 yang harus diselesaikan karena besoknya akan digunakan untuk materi selanjutnya.

Nah hari kemarin termasuk yang super padat, karena dari materi2 hari sebelumnya semuanya dirangkum dalam sebuah dokumen yang harus dikumpulkan untuk presentasi pagi ini.

Walhasil walaupun waktu jam 12 malam, ratusan peserta masih berkumpul di salah satu hall Hotel Kartika Chandra di mana disediakan 10 buah printer untuk menyelesaikan tugas2 itu.

Saya sendiri beserta tim dari inkubator LKB Kadin Kab. Bandung baru bisa kembali ke kamar jam 13.00

Nah sebelum tidur…saya mikir2… gimana ceritanya saya bisa bangun Tahajud?

Tapi kok ya… Alhamdulillahnya bisa juga bangun… tanpa beker lagi…

Nah… kalau mau membedah, apa sih yang membedakan sehingga bisa seperti ini?

Pertama2…tentu saja tidak lepas dari pertolongan Allah…yang mengizinkan aku buat bangun…

Kedua… salah satu hal yang sangat berbeda dari pola seorang Awan yang lama adalah… sekarang…aku punya support group…

Ada temen2 yang saling menyemangati, apalagi pas kemarin aku sempet off track… udah day #11 tp trus missed 1 malam.
Aku dipecutin lagi sama Fatkhul Muin​, Hassan Mulyadi​, Deddy Novrandianto​, Mahyi Barkha​, Heru Nugroho​, Karecka Tira​, dan temen2 lain di group fb 90days tahajud challenge…

Sebelumnya, tanpa support group dan orang2 yang bisa “hold me accountable” wah, dah bablas tuh…
Pattern yg dulu bisa berminggu2 atau berbulan2 mulainya lagi.
Ga lupa dibumbui drama2 di pagi harinya ala film korea 😀

Kalau diibaratkan seperti roket…

Roket agar bisa terbang dan tinggal landas lepas dari gravitasi bumi butuh sebuah gaya dorong yang luar biasa.

Nah kebiasaan yang aku miliki, pola2 yang aku miliki, itu seperti gaya gravitasi itu….

Berat dan susah banget buat lepas.

Namun kalau mau ditilik lebih jauh…., roket yang bisa lepas landas meninggalkan daya gravitasi bukanlah roket yang merupakan hasil usaha satu orang.

Tetapi usaha ratusan bahkan mungkin ribuan orang yang saling bekerja sama untuk suatu tujuan.

Hanya dengan berkerja sama, maka bisa dihasilkan roket yang bisa lepas dari gaya gravitasi bumi yang sangat besar.

Nah beberapa kali aku terjebak, merasa bahwa aku bisa membuat roket sendiri, dengan usahaku sendiri…
Merasa bahwa aku bisa lepas dari habit dan kebiasaan yang sudah bertahun2 aku miliki…dengan berusaha seorang diri…
Tidak mau minta bantuan orang…
Gengsi untuk minta tolong, atau ngajakin buat kerja bareng2…
Ga enak, ngrepotin… takut ngeganggu…

Padahal kalau aku mau meminta tolong, kalau aku mau cerita ke orang lain…apa sih yang aku inginkan, dan bisakah kamu bantu aku? dan aku juga bantu kamu? kita saling bantu buat kesuksesan bersama…. itu bakal punya peluang sukses yang lebih besar…

Dengan kata lain… aku lebih baik gak minta tolong, berusaha sendiri, dan kalah… daripada minta tolong, kerja bareng2 sama orang lain, dengan kemungkinan menang yang lebih besar…
I prefer lose again and again, protecting my image and my comfort zone….than to win together…

Di dalam 90days Tahajud Challenge juga seperti itu…

Kami bersama2 ingin bisa mencapai 90 hari berturut2 tanpa putus…melaksanakan Sholat Tahajud…
Terlepas dari apapun kegiatan di hari sebelumnya…
Terlepas dari apapun kondisi yang dialami…
Kami ingin bisa konsisten selama 90 hari…
Atau mungkin “ingin” saja tidak cukup…
Kami “belajar berkomitmen” untuk bisa konsisten selama 90 hari…

Yang aku rasakan adalah…
ketika aku off track,
ketika aku merasakan keragu2an apakah bisa atau engga,
ketika aku mau kabur melarikan diri aja…
ketika aku ditahan oleh gravitasi itu…
maka support group ku menyemangati untuk memulai lagi… untuk berjuang lagi…

My brother/sister… can you feel the gravitation around your habit? around your personality? around your worship to Allah?
Do you want to be able to take off away from that gravitation?
Do you have support group?
Have you reached out to them and say what do you want to achieve?

Kadang yang dibutuhkan adalah sebuah keterbukaan, untuk mengatakan… I can’t do this alone…
Kerelaan untuk berkata… Could you please help me? Can we do it together?
Kemauan untuk melepas image, untuk mengakui bahwa aku punya kelemahan… and it’s ok to have weakness…
it’s ok to be vulnerable…
untuk kemudian memahami bahwa salah satu cara untuk mencapai apa yang diinginkan adalah…dengan bekerja bersama2…

Karena tidak pernah ada dalam sejarah…roket yang dibuat oleh satu orang bisa lepas dari gravitasi bumi…

….
Bantulah saudaramu, baik dalam keadaan sedang berbuat zhalim atau sedang teraniaya. Ada yang bertanya: “Wahai Rasulullah, kami akan menolong orang yang teraniaya. Bagaimana menolong orang yang sedang berbuat zhalim?” Beliau menjawab: “Dengan menghalanginya melakukan kezhaliman. Itulah bentuk bantuanmu kepadanya.” [HR. al-Bukhâri] …
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya [al-Mâidah/5:2] …

May Allah give us what we pray for…
May Allah always remind us that while we pray, we need to take action, consistently, toward what we pray for…
Because “Rabbana atina fid-dunya hasanatan wa fil ‘akhirati hasanatan waqina ‘adhaban-nar…” need to be worked on, not only habitual pray without action…

Your brother,
Awan Rimbawan

No comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *