Being is More Important Than Having
Pada saat mengisi acara di Politeknik Bandung kemarin saya membagikan sebuah poin dengan judul “It’s not what you’ll get, it’s what you might become” dengan kata lain “Being is more important than having”
Saya ilustrasikan sebagai berikut.
Donald Trump itu seorang yang sangat kaya raya. Artinya dia mempunyai harta yang sangat banyak. Pada suatu ketika di masa hidupnya dia mengalami kerugian yang sangat besar. Dia kehilangan yang dia miliki dan memiliki hutang yang jutaan dollar. Pada saat itu dia berpikir, pengemis di pinggir jalan lebih kaya jutaan dollar darinya karena pengemis itu tidak punya hutang sedangkan dia punya.
Namun dalam prosesnya Donal Trump bisa mengembalikan semua hutang-hutangnya dan menjadikan bisnis dan kekayaannya seperti sebelumnya.
Di dalam cerita ini daripada sekedar “mempunyai kekayaan” ada yang lebih penting yaitu “menjadi orang yang bisa menciptakan kekayaan”. Mempunyai sesuatu bisa hilang, tetapi tidak ada seorang pun yang bisa mengambil “Anda” (being).
Hal ini juga berlaku ketika saya mengerjakan project-project atau task yang sulit. Tentu saja saya ingin semua project itu terlaksana dengan baik. Tetapi ada yang lebih penting, yaitu menjadi orang yang bisa me-manage waktu, menjadi orang yang disiplin, menjadi orang yang terbiasa mempelajari hal-hal sulit sehingga bisa mengembangkan diri, menjadi orang yang tidak gampang stress di dalam tekanan dan kesibukan, dll
Kadang saya pun ada rasa tidak percaya diri. Apa iya bisa memberikan materi di hadapan ratusan orang?
Tetapi kemudian mindset yang saya gunakan adalah, tidak masalah apakah nantinya bisa tersampaikan dengan baik atau tidak tetapi yang lebih penting adalah saya berlatih menjadi pribadi yang lebih baik.
Because being is more important than having.
No comments