Seri Happy Money Part 5

June 16, 2021
administrator

Uang itu apa?
Apakah sesuatu yang berbentuk kertas dan koin yang dijadikan buat alat bayar itu?

Tapi di jaman sekarang, uang tidak cuman berbentuk uang dan kertas.
Ada saldo internet banking, gopay, ovo, paypal, bahkan cryptocurrency.

Uang kertas dan koin bisa hilang.
Begitupun uang yg ada di sistem digital.
Bisa saja terjadi kesalahan sistem dan apa yang kita miliki hilang.

Atau bisa jadi ada masalah dalam kehidupan kita, kemudian uang kita hilang.
Keluarga sakit, ada kebutuhan mendadak, renovasi rumah, dan lain sebagainya.

Jika uang adalah bagian dari permainan kehidupan…
Bagaimana perasaan kita saat ini berkaitan dengan permainan itu?
Apakah merasa kalah?
Apakah merasa kurang dan perlu mendapatkan lebih banyak lagi?
Apakah merasa menang?

Dan bagaimana mendefinisikan kemenangan dalam permainan yang berkaitan dengan uang?
Memiliki lebih banyak di catatan bank?
Memiliki lebih banyak properti?
Memiliki kendaraan yang lebih bagus?
Dibanding siapa?
Bukankah akan ada orang yg memiliki lebih dibanding apa yg kita miliki?

Wahei Takeda seorang billionaire dari Jepang berkata bahwa “There is no end in the money game”
Bahkan saat kita merasa memiliki cukup pun, sesuatu bisa terjadi dan kita kembali ke titik nol. Bahkan minus.
Dari pemahaman seperti itu, bisa kita simpulkan bahwa uang tidak bisa kita kontrol.
Karena apapun bisa terjadi.

Namun Ken Honda mengatakan bahwa kita masih bisa mengontrol satu hal: perasaan kita terhadap uang.
Bagaimana perasaan kita saat mendapatkan uang.
Bagaimana perasaan kita saat mengeluarkan uang.

Dan hal itu sangat berkaitan erat dengan “merasa sejahtera” dibanding dengan jumlah kepemilikan uang, property, emas atau cryptocurrency.

Orang yg super kaya bisa jadi tidak khawatir tentang uang yg mereka miliki sekarang. Tapi banyak orang kaya yang merasa khawatir kehilangan uangnya di masa depan.

Orang kelas menengah banyak yang merasa bahwa kebutuhannya (pendidikan, rumah, kesehatan, entertainment dll) selalu melebihi dari yang mereka dapatkan. Mereka juga merasa khawatir akankah mempunyai cukup untuk hidup di saat mereka tua nanti.

Orang kelas bawah banyak yg merasa stress dalam berjuang keras untuk sekedar memenuhi kebutuhan dasar. Mereka banyak yg tidak menyadari bahwa kalaupun mereka memiliki lebih banyak uang, stress akan tetap bisa terasa seperti kondisi2 di atas.

Ken Honda mewawancarai banyak orang sehingga menjumpai hal-hal di atas.
Namun dia juga menjumpai orang yang bisa tetap bahagia meskipun dia berada di dalam kelas yang sama seperti di atas.
Orang-orang bahagia itu memiliki hubungan dan pemaknaan yang sehat berkaitan dengan uang.
Jumlah uang yang mereka miliki tidak mendefinisikan diri mereka.

Mereka tidak merasa perlu bersaing dengan teman kantor, keluarga atau tetangga mereka. Mereka tidak khawatir tentang masa depan dan hal-hal yang tidak bisa dikontrol. Mereka tidak mempercayai adanya keterbatasan. Mereka tahu bahwa mereka akan selalu mempunyai cukup untuk kebutuhan saat mereka membutuhkannya. Uang tidak mengontrol mereka, sebaliknya mereka yang mengontrol uang.

Pertanyaan untuk diri saya sendiri…
Apakah hubungan saya dengan uang diwarnai dengan ketakutan dan kekhawatiran?
Takut tidak cukup…
Khawatir kekurangan…
Takut tidak punya…
Khawatir dihina…

Ataukah saya bisa mengubahnya menjadi kepercayaan dan keyakinan…

Percaya bahwa semua kebutuhan pasti akan dipenuhi.
Semua keperluan pasti akan dicukupkan…
Karena Dia Maha Tidak Terbatas…

Orang yg hidup dengan keyakinan seperti ini akan mengerjakan apa yang mereka nikmati dan menghasilkan uang yang cukup.
Bahkan mereka akan sering berkata “Saya sudah cukup, saya sudah mempunyai semua yang saya butuhkan”.
Untuk ukuran orang lain, mereka mungkin tidak dipandang kaya, tetapi mereka mempunyai semua yang mereka butuhkan.

Orang-orang ini menjadikan kepercayaan dan keyakinan menjadi pusat kehidupan mereka. Mereka nyaman secara finansial, sehingga mereka tidak merasa stress berkaitan dengan uang di kehidupan sehari-harinya.

Walaupun kadang ada kondisi saat mereka merasakan stress finansial, mereka mengatakan pada diri sendiri “Ini hal yang biasa terjadi, dan aku selalu bisa melewatinya.”

Untuk mencapai kondisi ini, kita bisa mulai dengan: melatih rasa syukur. Alih-alih berpikir bahwa apa yg dimiliki tidak pernah cukup, mulailah berpikir bahwa “Aku selalu memiliki apa yang aku butuhkan dan aku bersyukur atasnya. Aku bersyukur atas pekerjaan yang aku kerjakan, makanan yang disajikan, mobil yg dikendarai dan semua uang yang dihasilkan”

Apapun yg terjadi, kita selalu bisa berkata: Terima Kasih…
Karena sejatinya begitu banyak yang bisa kita syukuri di kondisi apapun dalam kehidupan.
Jauh lebih banyak daripada yang tidak kita miliki.

(bersambung)

No comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *