Pertanyaan Yang Perlu Diajukan Untuk Menjawab Tantangan Hidup

June 13, 2017
Awan Rimbawan

Pagi ini saya beruntung dapat kuliah sebelum Subuh dari seorang guru.

Dia bercerita bahwa hidup tidak akan lepas dari masalah.
Namun cara saya untuk memandang masalah itulah yang akan menentukan kualitas hidup saya.

Cerita darinya membuat saya mengingatkan suatu konsep…
Bahwa saya bisa memandang masalah sebagai sebuah beban, atau memandangnya sebagai sebuah tantangan yang diambil untuk memperbesar kapasitas diri.

Karena ada perbedaan besar dari kata “saya dapat masalah” dengan “saya bersedia menjawab tantangan” tersebut.

Analoginya seperti gambar no: 1

Saya ada di tengah lingkaran.
Garis lingkaran ini adalah batas kemampuan saya.
Apa yang ada di dalam lingkaran adalah semua yang bisa saya lakukan.
Apa yang ada di luar lingkaran adalah apa yang belum bisa saya lakukan.

Masalah/tantangan pastinya adalah hal yang belum bisa saya lakukan.
Maka hal itu pasti ada di luar lingkaran saya.

Nah hidup selalu memunculkan tantangan itu.

Kadang saya menghindarinya, namun biasanya akan muncul di tempat lain.
Dia akan terus menghantam garis batas pada apa yang bisa saya lakukan…
Bum…bum…bum…

Sampai tantangan itu terasa sangat menyakitkan, dan saya memilih untuk menjawab tantangan itu.

Yang terjadi kemudian adalah saya akan berusaha sekuat tenaga mengerahkan kemampuan untuk mengatasinya.
Namun karena apa yang saya tahu tidak mencukupi, maka saya tetap tidak bisa melakukannya.
Jika saya tidak menyerah, maka saya akan mencari sumber2 informasi yang lain… saya akan bertanya kepada banyak orang… saya akan browsing… saya akan ambil kursus… saya akan cari buku… dlsb…
Sampai saya mempunyai kompetensi dan kepercayaan diri untuk bisa mengatasi masalah itu.

Lalu suatu saat…tantangan itu bisa diselesaikan…

Tanpa sadar… lingkaran sayapun membesar…
Kapasitas saya sebagai seorang manusia pun membesar…
Masalah2 dan tantangan2 yang bisa saya selesaikan semakin banyak di banding sebelumnya…
Seperti contoh gambar berikut…

Bagaimana kalau masalahnya tidak selesai2 ?
Saya yakin efeknya akan sama… selama saya terus mencari cara, talk to people, get books, take a course… maka kapasitas saya sebagai seorang manusia juga akan membesar…

Proses ini akan berulang terus dan menerus… karena seorang master berkata…sejatinya… hidup bukanlah berisi rangkaian masalah/beban yang tidak pernah berhenti, namun rangkaian tantangan yang ditujukan untuk berkembang…

Selanjutnya…penting sekali untuk menyadari pertanyaan2 apa yang saya fokuskan dalam menghadapi sebuah tantangan dalam hidup.

Pertanyaan2 yang sering muncul adalah:
– Kenapa saya harus dapet masalah kayak gini sih?
– Ini masalah kok ga selesai2 kenapa ya?
– Nyebelin banget sih, beruntun gini dapet masalahnya!
Jawaban apa yang diberikan oleh pikiran? alasan2 kenapa saya dapat masalah… alasan2 kenapa masalahnya tidak selesai2… alasan2 bahwa saya selalu dapat masalah yang beruntun…

Tentunya respon saya akan berbeda jika ketika pertanyaan2 di atas timbul, saya mengganti fokus saya dengan menciptakan pertanyaan2 baru seperti contoh berikut:
– Bagaimana caranya untuk bisa melewati tantangan ini?
– Siapa yang pernah mengalami hal ini?
– Buku apa yang bisa saya baca agar saya mempunyai pengetahuan yang cukup untuk menjawab tantangan ini?
Jawaban apa yang diberikan oleh pikiran?

Group pertanyaan pertama fokus kepada masalah, group pertanyaan kedua fokus kepada solusi.
Menurut salah satu teori, kalau hidup saya terasa nelangsa dan isinya komplain… besar kemungkinan saya selalu fokus pada masalah, bukan pada solusi.
Sebuah saran bagus, untuk menghabiskan waktu 20% fokus kepada masalah dan 80% fokus kepada solusi.
Bukan sebaliknya.

Anthony Robbin di Personal Power (yang saya dengarkan sambil jemur baju pagi2) membagikan 5 pertanyaan yang memberikan kekuatan kepadanya ketika menghadapi tantangan2 hidup:

1. Apa sisi baik dari adanya kejadian ini? (What’s great about this?)
Ketika pertanyaan ini pertama diajukan, tentu jawaban cepatnya: tidak ada. Bagaimana kalau diganti… “Apa sisi baik yang mungkin bisa timbul dari kejadian ini?”… maka jawabannya bisa muncul.
Misal pasangan saya gak suka olahraga… saya ingin mengajak dia olahraga… sisi positif yang muncul dari kejadian itu adalah… karena kejadian ini, sisi baik yang mungkin akan muncul adalah saya jadi lebih rajin lagi berolah raga dengan mengajak pasangan saya olah raga…
Yang lainnya, saya jadi bisa belajar memotivasi orang lain… kalau saya bisa memotivasi pasangan saya, maka saya akan bisa memotivasi anak saya… kalau saya bisa memotivasi anak saya… maka saya bisa membangun kelg yg sehat… saya juga akan bisa memotivasi teman2 saya… saya akan bisa menjadi manusia yang lebih bermanfaat lagi… dst dst…

2. Apa yang belum sempurna? (What’s not perfect yet ?)
Kalau dicermati…ada asumsi tersembunyi didalam pertanyaan ini…yaitu…bahwa keadaan bisa jadi sempurna…tetapi untuk saat ini…apa yang belum sempurna? Tetapi sebuah pengingat bahwa keadaan bisa loh buat jadi sempurna…maka bisa memandang dengan lebih cerah.

Misal… dari kasus pasangan yang jarang olahraga… yang belum sempurna adalah kami hanya olahraga sebulan sekali, kalau sedang mood saja. Kalau kecapekan kerja sibuk sama ngurus anak ya udah ga kepikiran olahraga.

3. Saya bersedia melakukan apa agar keadaan bisa menjadi seperti yang saya inginkan? (What I’m willing to do to make it the way I want ?)
Pada pertanyaan ini juga ada sebuah asumsi…bahwa saya bersedia melakukan sesuatu untuk membuat keadaan jadi lebih baik…asumsi yg lain adalah…saya bisa membuat keadaan ini jadi lebih baik, kalau saya melakukan sesuatu…

Misal contoh kasus di atas… olahraga enaknya dilakukan pagi2… kalau saat ini saya bangunnya siang, ya saya akan bersedia untuk bangun lebih pagi dari biasanya… pasangan saya juga pastinya tidak mau mengajak saya olahraga kalau saya bangunnya siang… gimana mau ngajak olahraga, kalau sholat subuh saja susah dibangunkan?

4. Apa yang akan saya stop lakukan, agar keadaan bisa menjadi seperti yang saya inginkan? (What I’m no longer want to do in order to make it the way I want? )
Misal: Saya akan berhenti untuk complaint bahwa saya dan pasangan jarang olahraga…kemudian mulai mencari alternatif2 olahraga yang bisa dilakukan.. saya akan berhenti untuk menanyakan pertanyaan2 standar dan mulai menanyakan pertanyaan2 lebih dalam untuk menggali motivasi dia dalam hidup dan jg berolahraga…dlsb

5. How can I do what’s necessary to get this job done…and enjoy the process
Nah ini adalah pertanyaan yang bagus… karena begitu menanyakan hal ini maka otak akan mencari cara2 fun untuk melakukannya.
Misal: olahraga yang digabung dengan game, olahraga dengan menggunakan outfit2 yang lucu/tidak biasa, diskusi gimana nih olahraga yg fun menurut kamu? dlsb…

….

Wah jadi panjang…padahal maunya cuman bikin status biasa aja…

Ya udah… gitu aja deh, daripada nanti tambah panjang lagi hehehe…

Sebagai penutup…saya ucapkan terima kasih kepada guru saya untuk kuliah sebelum subuh hari ini…
Saya yakin, semua yang baik asalnya dari Tuhan… dan bukan kebetulan saya dan Anda di posisi sekarang ini… pertanyaannya sekarang… waktunya mau dihabiskan untuk fokus kepada masalah, atau fokus kepada solusi?

Enjoy your day!
Awan

No comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *