Kisah 3 Orang Manusia Yang Menguasai Dunia

November 07, 2014
Awan Rimbawan

Konon pada suatu ketika, ada tiga orang berkumpul.
Tiga orang itu mempunyai profesi yang berbeda2.
Orang pertama adalah psikolog.
Orang kedua adalah pengusaha.
Orang ketiga adalah penemu.

Orang yang berprofesi penemu berkata:
“Aku punya kabar baik yang bisa membuat kita bertiga sangat kaya raya.
Aku berhasil membuat sebuah produk, yang jika sudah digunakan akan sangat membuat ketagihan.
Kalau orang mau menggunakan produk ini, dijamin akan terus menerus membelinya.”

Orang yg berprofesi pengusaha menimpali:
“Wah, bagus itu.
Bisnis yg paling bagus adalah bisnis repeat order.
Kita tinggal menemukan pembeli sekali dan kemudian dia akan terus menerus menjadi pelanggan kita untuk waktu yg lama.”

Penemu berkata lagi:
“Ya, tetapi ada kabar buruknya.
Produk ini bisa merusak kesehatan,
juga bisa menimbulkan sakit parah bahkan bisa menimbulkan kematian.
Ditambah lagi, produk ini mengeluarkan asap dan juga berbau sangat tidak enak.
Orang yang pertama kali menggunakan biasanya sampai batuk2.
Orang disekitar penggunanya akan terganggu dengan baunya dan bahkan bisa terjangkit penyakit parah karena ikut menghirup asapnya.
Baunya juga akan tinggal berhari-hari.
Saya rasa walaupun produk ini bakal sangat menguntungkan, tetap tidak akan ada orang yang mau beli.
Siapa yang mau membeli barang yang berbau tidak enak,
merusak kesehatan dirinya bahkan bisa menimbulkan kematian atau sakit mengerikan pada orang2 disekitarnya?”

Orang yg berprofesi Psikolog kemudian angkat bicara:
“Kawan-kawan… saya rasa ada cara untuk membuat kita bisa membuat orang mau membeli barang itu.
Apakah kalian pernah mendengar tentang Anjing Pavlov?
Sebelum memberikan makanan pada anjingnya, Pavlov membunyikan suara tertentu.
Hal ini dilakukan berulang kali. Sehingga pada suatu titik, ketika mendengar suara itu anjing-anjing otomatis akan mengeluarkan air liur padahal tidak ada makanan yang disajikan.
Pada titik ini anjing mengasosiasikan suara tersebut dengan makanan atau rasa kenyang atau rasa nyaman di perutnya.

Dan asosiasi…tidak hanya berlaku pada anjing, namun juga berlaku pada manusia.

Untuk menjual produk itu, kita asosiasikan dengan apa yang diinginkan oleh manusia.
Kita buat iklan yang mempertontonkan tentang kejantanan, petualangan yang seru, kesuksesan, kekayaan, kegantengan, keberhasilan, keren, kepopuleran, semua perasaan/emosi/pencapaian yang diinginkan oleh manusia.
Kemudian di akhir iklan, kita asosiasikan hal-hal itu dengan produk kita.

Buatlah agar iklan itu bisa terlihat secara terus menerus.
Putar di televisi dan radio.
Pasang di billboard jalan tempat dilewati banyak orang,
sponsori event2 besar dimana orang2 bakal banyak datang dan melihatnya.

As someone said: “A lie repeated often enough becomes the truth.”

Jika produk kita sudah ter-asosiasikan dengan hal-hal itu orang tidak akan ingat bahwa itu adalah produk yang bau, bisa menimbulkan sakit parah, membuat mandul, dan bisa membahayakan orang-orang yang dicintai disekitar penggunanya.

Bahkan event olahraga pun bisa kita asosiasikan dengan hal ini sehingga produk kita terasosiasi dengan kemenangan dan kegemilangan.
Walaupun atlet2nya tidak menggunakan produk ini, namun ratusan ribu orang supporter dan penonton akan mengasosiasikan kegemilangan dan kesuksesan dengan produk kita.”

Lalu ketiga orang ini saling melempar senyum tipis.
Mereka tahu jika mereka bekerja sama, maka mereka akan memiliki dunia.
Kaya raya dan berkuasa selama mereka hidup…

Referensi:
http://id.wikipedia.org/wiki/Ivan_Pavlov

No comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *