3 oleh-oleh dari PhD Meeting di acara Utrecht Indonesian Day, mau?
“Buat apa sih ikutan acara PhD meeting? Klo acara gituan biasanya ngapain aja sih?”
Begitu pertanyaan teman saya – Ine, di kereta yang membawa rombongan Arnhem ke Utrecht. Pada saat itu saya spontan menjawab:
“Yah…kita kan masih kuliah Master, ikutan acara gini biar ada bau-bau PhD nya dikit laah :)”
Ternyata apa yang saya dapatkan di sana lebih dari sekedar “bau-bau PhD”. Berikut 3 oleh-oleh berharga yang saya dapat dari sana:
1. Berbincang jarak jauh dengan Staff Ahli MenRistek RI
Nara sumber pertama, Prof. DR. Amin Soebandrio adalah Staff Ahli Negara Men Ristek bidang Kesehatan dan obat. Pada kesempatan ini beliau mempresentasikan tentang:
- – Kerangka Pembangunan Iptek RPJMN 2010-2014
- – Indonesian Science and Technology Set Development Framework
- – Enam Koridor Ekonomi Indonesia
Slide Show nya bisa di download di sini.
2. Belajar berpikir dan mengajukan pertanyaan.
Setelah beliau melakukan presentasi, pada sesi tanya jawab saya mengajukan pertanyaan mengapa pemerintah masih menggunakan GDP sebagai ukuran keberhasilan pada Indonesian Science and Technology Set Development Framework. Karena banyak kritik yang mengatakan bahwa GDP hanya mengukur pertumbuhan ekonomi tanpa memperhitungkan aspek-aspek manusianya. Alternatif lain sebagai ukuran kemakmuran yang sekarang juga digunakan oleh United Nations adalah Human Development Index karena disamping mengukur pertumbuhan ekonomi, juga menambahkan parameter life expectancy (seberapa lama orang bisa hidup) dan level pendidikan.
Pertanyaan kedua yang saya ajukan adalah tentang pemetaan hasil-hasil riset. Sejauh mana kementrian memetakan hasil-hasil riset yang dilakukan oleh peneliti-peneliti Indonesia. Pertanyaan ini saya rasa cukup penting saya ajukan karena tanpa adanya kategorisasi atau pemetaan maka riset-riset yang ada tidak akan bisa dikenali kepentingannya. Peta riset ini juga akan sangat berguna untuk pemanfaatan hasil riset tersebut.
Sayangnya pada saat menjawab, kualitas jaringan internet turun sehingga jawaban tidak terlalu jelas terdengar. Mungkin lain kali perlu dipikirkan juga alternatif plan jika kondisi seperti ini terjadi.
3. Mendengarkan paparan tentang I-4
Pembicara kedua adalah dari I-4. Kepanjangan dari I-4 adalah Ikatan Ilmuwan Internasional Indonesia. Perkumpulan ini digagas oleh Achmad Adhitya beserta rekan-rekannya, untuk menghubungkan otak-otak terbaik asal Indonesia yang ada di seluruh dunia sehingga bisa berkolaborasi dan menciptakan sesuatu bersama-sama.
Achmad Adhitya yang saat ini menjabat sebagai Direktur Eksekutif i-4, memberikan presentasi tentang posisi riset Indonesia dengan negara-negara lain, apa kaitan penelitian bagi kemakmuran sebuah bangsa, potensi dan bukti-bukti bahwa Indonesia juga punya sumberdaya manusia yang mumpuni di bidang penelitian.
Berikut slide show presentasinya yang berjudul: Mendorong Kreatifitas dan Inovasi Bangsa Indonesia
Sepulang dari acara tersebut saya sempat browsing-browsing dan menemukan liputan tentang I-4 di acara Kick Andy.
Dari liputan ini saya dibuat terkagum-kagum oleh perjalanan hidup orang-orang Indonesia yang ada di luar negeri. Ada yang jadi staff ahli di LIPI nya jerman (satu-satu nya orang non-jerman di sana). Ada yang mendirikan perusahaan Biokimia di USA dan mendapatkan 3.5 juta dollar dana riset dari pemerintah di sana. Ada yang jadi Dekan Universitas di Jepang, padahal sejak didirikan belum pernah ada sejarahnya posisi itu diberikan kepada orang Non-Jepang.
Perjalanan orang-orang itu juga membuat saya belajar sesuatu hal. Mereka adalah orang-orang yang gigih berusaha terlepas dari kondisi apapun yang mereka hadapi. Ada yang ketika kuliah sempat jadi tukang pel. Ada yang sebenarnya tidak lulus SMA karena pada saat itu semua SMA Tionghoa ditutup. Ada yang “cuma” lulusan dalam negeri dan konsep-konsep nya ditolak di Indonesia, tetapi terus mencari jalan sehingga malah diterima di negara lain. Ada yang ketika kecil pernah menjadi korban kerusuhan etnis dan kemudian memacu semangatnya belajar sampai luar negeri. Dll
Anda bisa melihat video nya di sini:
PhD meeting ini telah memberikan banyak sumbangsih dalam pemikiran saya. Untuk itu saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:
– Prof. DR. Amin Soebandrio, terima kasih telah meluangkan waktu untuk mensosialisasikan program-program MenRistek.
– Ahmad Adhitya dkk, yang telah menggagas I-4 sehingga bisa menjadikan inspirasi bagi orang-orang Indonesia yang sedang krisis kepercayaan diri. Tetap Semangat Berjuang Bro!
– Novrizal Bahar sebagai moderator. Ditunggu kesegaran lawakan2nya di acara2 berikutnya ya Bang 😀
– Ibadillah Ardhi Digdaya sebagai operator komunikasi. Jarang-jarang nih ada Master Jurusan Sustainable Energy yg mau repot-repot ngoprek skype 😀
– Reonaldus, Fitria Indah Lestari, rekan-rekan PPI Belanda dan PPI Utrecht yang memungkinkan terlaksananya PhD meeting dan Utrecht Indonesian Day. Semoga bisa jadi jalan pembelajaran dan keberkahan buat kita semua. Maju Jaya PPI !
6 Comments. Leave new
great
Wonderfullll..
Kami tunggu pengalaman dan pengetahuan baru dr teman di negri seberang..
trimakasih ^^
Mantep mas. Terima kasih atas sharingnya. 🙂
Subhanallaah,,siip2,,
mantap mas sharing nya
http://sinauonline.org/blog/category/pedoman-dosen-ptnpts/